Rp0.00

Tidak ada produk di keranjang.

Belanja keperluan pernikahan ada disini!

[email protected]

+62 851-7442-9456

Rp0.00

Tidak ada produk di keranjang.

10+ Pertanyaan untuk Calon Suami Sebelum Menikah

More articles

pertanyaan untuk calon suami sebelum menikah
@thebasicrooom

Topik pembicaraan terkait pernikahan bukan hanya terbatas pada pelaksanaan tanggal pernikahan beserta persiapannya. Bukan pula mengenai penyatuan dua keluarga saja. Sebelum menikah tentunya harus mengenal karakter secara mendalam karena pernikahan tidak hanya saat hari akad atau pemberkatan saja tetapi after marriage (setelah menikah). Untuk itu sebagai calon istri kamu bisa mengajukan beberapa pertanyaan untuk calon suami sebelum menikah yang bertujuan untuk mengetahui arah kehidupan rumah tangga di masa depan.

10+ Pertanyaan untuk Calon Suami Sebelum Menikah

1. Pertanyaan Seputar Pernikahan

Topik pertanyaan mengenai pernikahan ini umum ditanyakan sebelum menikah. Proses ini termasuk ke dalam persiapan atau tahapan ke jenjang pernikahan. Pertanyaan yang berkaitan dengan hal ini juga seringkali dibahas oleh kedua keluarga yaitu sebagai berikut:

  • Kapan dan dimana kita akan menikah?
  • Bagaimana konsep pernikahan impian?
  • Berapa budget yang dikeluarkan untuk wedding ceremony ?
  • Persiapan apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah?
  • Siapa yang akan membayar biaya pernikahan? Patungan atau satu pihak saja?
  • Apakah orang tua perlu terlibat dalam menyiapkan pernikahan?
  • Setelah menikah tinggal dimana?

2. Apakah ingin Menunda atau Langsung Punya Anak?

Pasangan harus mendiskusikan soal program anak agar nantinya tidak terjadi salah persepsi dan pandangan dalam menjalani kehidupan pernikahan. Kesamaan visi dan misi terkait masalah kehamilan harus sejalan karena berhubungan dengan kenyamanan perempuan itu sendiri. Kamu dapat menanyakan:

  • Apakah ingin menunda atau langsung memiliki anak?
  • Ingin memiliki anak berapa?
  • Melahirkan dimana? Apakah ingin melahirkan secara normal atau caesar?
  • Apabila tidak bisa punya anak, bagaimana jalan keluarnya?
  • Apabila tidak ingin punya anak atau child free, bagaimana pandangannya? apa boleh ada niatan untuk adopsi anak?

3. Urusan Seks

Pembicaraan mengenai seks memang cukup sensitif apabila ditanyakan sebelum menikah. Tapi kamu bisa mendiskusikan hal tersebut secara umum yang berkaitan dengan aktivitas seks apa yang kamu sukai dan tidak sukai.

4. Bagaimana Pembagiaan Tugas Rumah Tangga?

Dengan adanya perbedaan latar belakang dalam pola asuh anak di setiap keluarga, pasangan memiliki opsi pilihan dalam menyatukan pandangan. Pembagian tugas rumah tangga penting didiskusikan karena bertujuan untuk mengatur jalannya rumah tangga yang harmonis. Penting untuk diingat bahwa rumah adalah milik bersama dan keduanya memiliki tanggung jawab dan peran yang sama dalam mewujudkan lingkungan rumah yang damai.

5. Apakah Istri Boleh atau Tidak Bekerja?

Terkait dengan persoalan karier, istri dapat menanyakan pandangan suami terhadap masalah pekerjaan. Apakah nantinya boleh bekerja setelah menikah atau tidak. Keduanya harus menemukan jalan tengah terbaik apabila pihak suami tidak mengijinkan bekerja tetapi istri ingin tetap produktif sembari merawat anaknya kelak.

Pertanyaan yang Wajib Didiskusikan sebelum Kamu Menikah

6. Masalah Finansial

Pertanyaan ini merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang karier kedua pasangan. Urusan finansial memang cukup sensitif, namun kamu bisa membahas masalah ini secara general sebelum nantinya mendiskusikan dengan gamblang setelah menikah.

Diskusikan pembagian penghasilan untuk alokasi kebutuhan rumah tangga, siapa yang mengatur keuangan, dan apakah ingin membuat tabungan bersama, asuransi, dana pendidikan anak, investasi dll atau tidak.

Di dalam menjalankan rumah tangga tentunya pria wajib menafkahi istrinya, namun ada juga istri yang bekerja. Apabila berada dalam situasi tersebut, keduanya harus terbuka dan berkompromi satu sama lain. Oleh karena itu, buatlah suatu perjanjian apakah penghasilan istri perlu dialokasikan utnuk keperluan rumah tangga atau penghasilan istri tetaplah milik istri.

7. Pola Parenting Seperti Apa yang Cocok?

Dilansir dari halodoc.com Pola parenting atau pola asuh merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan anak dari segi emosional, sosial, finansial, hingga intelektual yang dimulai dari kecil sampai anak tumbuh dewasa.

ADV 1

Terkait dengan pola parenting, kamu perlu mendiskusikan cara pola asuh yang sesuai dengan ilmu parenting yang dimiliki untuk membentuk karakter anak. Adapun jenis pola parenting yang bisa kamu terapkan bersama pasangan, dilansir dari halodoc.com yakni:

  • Nurturant Parenting, yaitu pola asuh yang menekankan pada kebebasan dalam mengeksplorasi lingkungan sekitarnya agar mandiri namun orang tua tetap mengawasi.
  • Permissive Parenting merupakan pola parenting yang cenderung perhatian dengan anak tanpa memberikan aturan dan disiplin sehingga anak tidak tumbuh disiplin.
  • Neglectful Parenting adalah cenderung mengabaikan emosi dan pendapat anak. Pola ini mengakibatkan anak tumbuh dengan disiplin yang kurang, tidak peduli dengan dunia sekitar, bahkan sering bertengkar dengan orang tua.
  • Natural Parenting merupakan pola asuh yang menumbuhkan keterkaitan emosional karena pemberian kasih sayang dan displin yang cukup. Kelemahan dari parenting ini adalah anak jadi manja.
  • Positive parenting menumbuhkan kesadaran pada anak agar bisa mempertimbangkan pilihan dan bertanggung jawab karena orang tua membimbing dan menasehati secara jelas.
  • Pola asuh otoritatif ini cenderung keras karena memberikan aturan dan batas yang jelas atas semua hal agar anak displin.

8. Bagaimana Pendidikan Anak Nantinya?

Persoalan pendidikan tak hanya terbatas pada pemilihan lembaga pendidikan yang terbaik bagi masa depan sang anak, namun agama dan moral juga sangat penting. Oleh karena itu, orang tua berperan besar dalam mengarahkan dan membimbing anak menjadi seseorang yang kepribadian tangguh dan memiliki keterampilan yang cukup di masa depan.

9. Urusan Relationship 

Menikah adalah komitmen untuk hidup bersama dan mau menerima segala kekurangan pasangan. Pastikan kamu dan dia sama-sama dewasa dalam bersikap dan berinteraksi supaya bisa melewati segela rintangan dalam pernikahan.

Melansir dari sehatq.com pasangan dapat membicarakan tentang pandangan pasangan akan waktu luang. Setelah menikah kapan waktu yang tepat untuk bersama dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan hobi secara terpisah. Meluangkan waktu atau me time bukan berarti sudah tidak peduli dengan pasangan, namun itu adalah cara untuk mengembangkan diri sembari berbagi pengalaman ketika bersama kembali serta lebih menghargai keberadaan pasangan.

10. Pembahasan Mengenai Social Life Pasangan

Pembahasan mengenai kehidupan sosial antar pasangan bertujuan untuk memberikan batasan terhadap pergaulan dengan lawan jenis. Kamu dan pasangan bisa mendiskusikan kehidupan sosial satu sama lain, misalnya circle pertemanan maupun kerja suami agar tidak terjadi kesalah pahaman yang berujung pada pertengkaran.

 

Rate this post


Tidak ada Perangkingan terhadap vendor yang tampil dalam website.
Hati-hati Penipuan!, Kami tidak bertanggung jawab atas transaksi dengan vendor. Pastikan anda datang kesanggar atau gallery tempat vendor tersebut berkantor.

Latest